Hai, semua.
Hari ini, aku ingin berbagi kisah yang cukup personal, tentang perjalanan panjangku menghadapi trauma masa lalu. Banyak dari kita yang mungkin terlihat baik-baik saja di luar, namun menyimpan luka yang dalam di dalam diri. Begitu pula denganku. Luka itu datang sejak kecil, dan butuh waktu bertahun-tahun untuk aku bisa mulai menyembuhkan diri. Ini adalah cerita tentang proses bangkitku, dan semoga bisa menjadi kekuatan untuk kalian yang mungkin sedang berjuang.
Semua bermula saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada saat itu, aku menjadi korban perundungan tanpa alasan yang jelas. Hampir seluruh kelas ikut serta dalam pembulian itu, dan aku tidak tahu mengapa mereka melakukannya. Mungkin karena aku berbeda dari mereka, atau mungkin hanya karena mereka bisa. Tidak ada penjelasan yang masuk akal, tapi yang jelas, pengalaman itu membuat mentalku hancur.
Aku masih ingat bagaimana rasanya menjadi sasaran ejekan, bagaimana mereka mengabaikan dan mempermalukan aku di depan umum. Tidak ada tempat yang terasa aman bagiku saat itu, bahkan di dalam kelas yang seharusnya menjadi ruang belajar dan bertumbuh. Setiap hari adalah mimpi buruk, dan aku sering menangis dalam diam, bertanya-tanya apa yang salah denganku.
Perundungan itu tidak hanya menghancurkan kepercayaan diriku, tetapi juga mempengaruhi cara aku berinteraksi dengan orang lain. Aku mulai menutup diri dan menjadi penyendiri. Saat teman-temanku bermain dan bersosialisasi, aku lebih memilih untuk menyendiri di pojok kelas atau di rumah. Aku takut untuk berbicara dengan orang lain, karena aku tidak ingin mengulangi rasa sakit itu lagi.
Selama bertahun-tahun, aku terus membawa luka itu dalam diriku. Meski orang lain tidak bisa melihatnya, luka itu ada dan mempengaruhi setiap aspek hidupku. Aku menjadi lebih sensitif, mudah merasa cemas, dan sering merasa tidak pantas mendapatkan kebahagiaan atau pertemanan yang tulus.
Namun, seiring waktu berjalan, aku menyadari bahwa aku tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang trauma itu. Aku ingin sembuh. Aku ingin menemukan kembali diriku yang dulu, yang penuh tawa dan percaya diri. Tapi, seperti yang kita semua tahu, menyembuhkan luka emosional tidak semudah itu.
Saat SMP, ada titik balik dalam hidupku. Aku bertemu dengan seorang teman yang ternyata bisa mengubah banyak hal. Dia tidak tahu tentang trauma yang kualami, tapi cara dia memperlakukanku, tanpa penilaian, tanpa tekanan, membuatku merasa nyaman. Dia tidak pernah bertanya mengapa aku begitu tertutup, tapi perlahan, melalui persahabatan kami, aku mulai membuka diri.
Teman ini selalu ada untukku, bahkan saat aku tidak bisa sepenuhnya menjelaskan apa yang sedang kurasakan. Dia mendengarkan setiap cerita yang aku bagikan, dan meskipun aku tahu dia tidak bisa sepenuhnya mengerti luka yang pernah kualami, kehadirannya sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasa diterima.
Di masa-masa itu, aku mulai belajar bahwa tidak semua orang akan menyakitimu. Ada orang-orang yang tulus, yang hadir untuk mendukungmu, meskipun mereka tidak tahu detail apa yang kamu lalui.
Setelah lulus, aku merasa perlu untuk benar-benar meninggalkan masa lalu itu dan memulai hidup baru. Aku pindah ke kota lain, berharap bisa melupakan semua trauma yang pernah terjadi di masa kecilku. Perpindahan ini adalah langkah besar bagiku. Di kota baru ini, aku menghadapi banyak tantangan baru, mulai dari pengalaman salah naik angkot hingga kerja di tempat yang jauh dari harapan. Tapi, setiap pengalaman ini mengajarkan aku untuk menjadi lebih tangguh.
Meski awalnya sulit, aku mulai merasakan kebebasan. Di sini, tak ada yang mengenalku, tak ada yang tahu masa lalu kelamku. Aku bisa menjadi siapa pun yang aku inginkan. Aku mulai membuka diri pada kehidupan baru, bertemu orang-orang baru, dan perlahan-lahan mulai percaya pada diriku sendiri lagi.
Penyembuhan dari trauma adalah proses yang panjang dan penuh dengan naik turun. Ada hari-hari di mana aku merasa sudah baik-baik saja, tetapi ada juga hari-hari di mana kenangan buruk itu kembali menghantuiku. Namun, satu hal yang aku pelajari adalah bahwa tidak apa-apa untuk tidak selalu kuat. Penting untuk memberi ruang pada diri sendiri untuk merasakan apa pun yang sedang kamu rasakan, dan tahu bahwa semuanya akan membaik, meskipun butuh waktu.
Sekarang, aku bisa melihat kembali ke masa lalu tanpa rasa marah atau dendam. Luka itu mungkin masih ada, tapi aku tidak lagi membiarkan mereka mendikte hidupku. Aku percaya bahwa setiap pengalaman, baik itu buruk maupun baik, adalah bagian dari perjalanan kita. Dan trauma yang pernah aku alami, meskipun menyakitkan, telah membentukku menjadi seseorang yang lebih kuat dan penuh empati.
Jika kalian pernah mengalami trauma atau masa lalu yang sulit, aku ingin kalian tahu bahwa penyembuhan itu mungkin. Meskipun butuh waktu dan usaha, kita semua bisa bangkit dari luka yang kita bawa. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit, tapi jangan biarkan rasa sakit itu menghentikan kalian untuk bergerak maju.
Buat kalian yang sedang berjuang dengan luka masa lalu, aku ingin mendengar cerita kalian. Bagaimana kalian menghadapi trauma dan berusaha untuk sembuh? Kalian tidak sendiri, dan ada banyak orang yang juga berjuang seperti kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar