Cari Blog Ini

Kamis, 19 September 2024

Sahabat di Tengah Kenangan Masa Lalu

Hai, teman-teman!

Hari ini, aku ingin berbagi cerita tentang salah satu orang yang paling berarti dalam hidupku—sahabatku yang aku panggil "si kulkas." Kenapa kulkas? Bayangkan sebuah kulkas yang selalu ada di dapur, tenang, dan tak tergoyahkan, meski kadang terlihat dingin. Begitulah sosoknya dalam hidupku.

Kami berteman sejak zaman SMK. Di awal pertemanan kami, aku ingat bagaimana aku sering merasa bingung dan tertekan dengan berbagai masalah, mulai dari tugas sekolah yang menumpuk hingga drama remaja yang tak ada habisnya. Di tengah kerumunan teman-teman yang riuh, ada satu sosok yang tenang—si kulkas. Dia duduk di pojok, sambil sesekali tersenyum, seolah tahu betapa dalamnya aku ingin berbagi cerita.

Aku memberi nama kontaknya di ponsel dengan sebutan "kulkas" karena kehadirannya yang stabil dan tak tergoyahkan. Meskipun dia tampak cuek dan kalem, aku tahu dia selalu ada untukku. Setiap kali aku merasa bosan atau butuh tempat untuk berbagi, aku bisa menghubunginya. Tidak peduli betapa kecil atau besarnya masalahku, dia selalu mendengarkan dengan sabar, seolah setiap kata yang aku ucapkan adalah hal yang paling penting baginya.

Apa yang membuat si kulkas istimewa adalah kemampuannya untuk mendengarkan tanpa pernah menghakimi. Saat aku sedang dekat dengan seseorang, aku selalu berbagi cerita tentang perasaan—baik kebahagiaan maupun kebingungan. Dia akan mendengarkan dengan penuh perhatian, kadang memberikan tanggapan singkat yang mampu mengangkat beban di hatiku. Misalnya, saat aku memberitahunya tentang interview kerja yang aku jalani, dia mendengarkan dan memberiku semangat dengan cara yang sederhana—hanya dengan mengatakan, "Kamu bisa, kok!"

Sekarang, meskipun kami sudah lulus dan jarak memisahkan, kami masih tetap berkomunikasi. Kami sering menghubungi satu sama lain saat merasa bosan atau saat butuh tempat untuk berbagi cerita. Setiap kali kami berbincang, rasanya seperti kembali ke masa-masa saat kami masih bersekolah, tanpa ada yang berubah. Dia tetap si kulkas yang siap mendengarkan dan menjadi sahabat yang bisa diandalkan.

Aku benar-benar bersyukur karena Tuhan mengirimkan si kulkas dalam hidupku. Dia bukan hanya teman, tetapi juga sahabat terbaik yang selalu ada meski dengan cara yang sederhana. Kehadirannya, meski kadang "dingin" dari luar, memberikan kehangatan yang membuatku merasa tidak pernah sendirian.

Punya sahabat seperti si kulkas adalah salah satu hal yang paling aku syukuri. Bagiku, sahabat seperti dia adalah harta yang tak ternilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Centle Reminder

Orang yang tepat akan mengetahui cara mempertahankan cintamu. Orang yang tepat akan benar-benar memilihmu sebagaimana kamu memilih mereka. K...