Hari pertama kerja, aku nggak sengaja lihat seseorang hampir jatuh dari kursinya sendiri. Iya, sendiri. Grasak-grusuk, terus pas aku reflek noleh, eh dia juga noleh ke aku. Aku, sebagai karyawan baru yang sopan, otomatis senyum dong. Eh dia malah melengos dengan tatapan tajam kayak aku baru aja ngehack database perusahaan. Oke, noted. Orang ini dingin.
Tapi dinginnya nggak bertahan lama, karena temen-temen kantorku malah hobi jodoh-jodohin aku sama dia. Katanya dia rajin sholat, soft spoken, pokoknya calon suami idaman versi mereka. Aku? Cuma bisa senyum. Terus suatu hari, temenku tiba-tiba ngasih aku minuman. Katanya dari dia. Aku nggak percaya, mungkin ini cuma konspirasi mereka buat bikin aku kepincut. Nice try, guys.
Aku pikir interaksi kami bakal sebatas tatapan tajam dan minuman misterius, tapi ternyata enggak. Hari itu, dia pertama kali nyuruh aku ngerjain sesuatu. Dengan nada ngegas, dia bilang kalau kerjaannya harus cepet kelar karena udah ditunggu orang. Padahal dia tau laptopku itu lemot kayak keong habis begadang. Aku tahan emosi, terus jawab dengan suara paling kalem, "Iya, Kak, sebentar ya." Dalam hati? Sabar dong, Kak, ini laptop kantor bukan Ferrari.
Tapi yang bikin aneh, setelah itu dia nggak pernah ngegas lagi. Kalau nyuruh aku kerja, nadanya lebih halus. Pernah juga dia nyuruh sesuatu sambil bilang, "Nih, bro." Sejak kapan kita se-bro itu?
Keanehannya nggak berhenti di situ. Kemarin, pas dia ngejelasin sesuatu ke aku, dia gerak-gerak kayak uget-uget. Aku pikir dia nahan pipis, jadi langsung bilang, "Paham, paham," biar dia cepet selesai. Eh, tapi dia malah balik ke mejanya kayak nggak ada apa-apa. Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya: dia kenapa sih?!
Satu hal yang aku sadar, dia sering curi-curi pandang ke arahku. Tapi aku pura-pura nggak tau aja. Mungkin dia sendiri juga bingung sama sikapnya. Cool, tapi konyol. Judes, tapi perhatian. Absurd, tapi ada aja tingkahnya. Dan jujur, aku jadi makin penasaran sama manusia satu ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar